Bank Emas Diluncurkan, Dorongan Positif bagi BSI! Simak Rinciannya
5 mins read

Bank Emas Diluncurkan, Dorongan Positif bagi BSI! Simak Rinciannya

JAKARTA, 27 Februari 2025 — PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) semakin memperkuat posisinya dalam industri keuangan syariah dengan resmi meluncurkan layanan bisnis emas yang diberi nama BSI Bank Emas. Langkah ini diharapkan mampu mengoptimalkan kinerja perusahaan dan memperluas ekosistem emas di Indonesia.

Presiden RI Prabowo Subianto meresmikan layanan Bank Emas yang dikembangkan oleh BSI dan Pegadaian pada Rabu (26/2) di Jakarta. Dengan peresmian ini, BSI mencatatkan diri sebagai bank pertama di Indonesia yang menjalankan bisnis bullion bank atau bank emas.

Ekonom dari Bina Nusantara University (Binus), Moch. Doddy Ariefianto, mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki cadangan emas mencapai 2.600 ton. Kehadiran bullion bank dinilai akan mempercepat pengembangan ekosistem emas dan meningkatkan fungsi intermediasi yang dijalankan oleh BSI.

“Saat ini [transaksi emas] sudah luas, cuma kan yang bermain di wholesale tidak begitu banyak. Toko emas banyak di pasar-pasar, tetapi yang melakukan intermediasi emas secara wholesale, BSI dengan bank emas bisa optimal di sana,” ujar Doddy.

Ia juga menjelaskan bahwa meskipun Indonesia termasuk dalam kategori ekonomi menengah, volume transaksi emas di Tanah Air masih tertinggal dibandingkan negara seperti Jepang dan Amerika Serikat. Selama ini, emas lebih banyak digunakan sebagai instrumen lindung nilai. Namun, dengan kehadiran bank emas, aset tersebut dapat lebih dimanfaatkan untuk memberikan nilai tambah.

“Emas bergairah ketika kondisi tertentu, misalnya risk averse [saat kondisi ekonomi tidak pasti], ketika adem ayem dia tidak terlalu produktif. Ini nanti bisa digenjot, bank emas bisa terlibat dalam hilirisasi, bisa memobilisasi dana-dana emas di masyarakat,” imbuhnya.

Bisnis Bullion Bank untuk Akselerasi Pertumbuhan

Optimisme terhadap dampak positif bank emas juga disampaikan oleh Direktur Utama BSI, Hery Gunardi. Ia menegaskan bahwa bisnis bullion yang kini dijalankan BSI akan menjadi katalis bagi pertumbuhan perusahaan.

Dalam upaya memperkuat layanan ini, BSI menghadirkan tiga produk utama di bawah branding BSI Bank Emas, yaitu BSI Gold, BSI Emas Digital, dan BSI ATM Emas. Bahkan, BSI ATM Emas menjadi yang pertama di Indonesia.

“Kami berharap dengan hadirnya layanan ini, bisnis bank emas BSI dapat mempercepat pertumbuhan perusahaan dan menciptakan potensi pasar yang sangat besar, dengan estimasi nilai bisnis sekitar Rp280 triliun. Kami juga berharap dapat memberikan efek multiplier yang signifikan bagi perekonomian Indonesia,” kata Hery.

Ia juga menambahkan bahwa produk BSI Bank Emas dirancang dengan pendekatan inklusif dan digital agar dapat diakses oleh berbagai kalangan, baik bagi yang baru memulai investasi emas maupun mereka yang telah berpengalaman.

Peluang Besar dalam Industri Emas

Direktur Hubungan Investor PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA), Thendra Chrisnanda, menilai kehadiran bullion bank akan berkontribusi besar dalam optimalisasi cadangan emas nasional, memperkuat sektor keuangan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Sebelumnya, HRTA telah bekerja sama dengan BSI dalam menghadirkan emas batangan eksklusif dengan standar SNI serta memperoleh rekomendasi Kesesuaian Syariah dari MUI.

“Dengan berdirinya bank bulion ini, Indonesia mengambil langkah besar untuk menjadi pemain utama di pasar bulion global,” ujar Thendra.

Berdasarkan data World Gold Council, Indonesia mencatat produksi emas sebesar 132,5 ton pada 2023, menjadikannya produsen emas terbesar ke-7 di dunia. Namun, menurut Thendra, Indonesia masih berada dalam rantai nilai bawah industri emas karena ekspor gold dore mencapai sekitar $5 miliar per tahun, sementara impor emas batangan mencapai $2 miliar.

Situasi ini menciptakan peluang besar bagi bank emas untuk meningkatkan nilai rantai bisnis emas dari hulu ke hilir, mulai dari sektor pertambangan, pemurnian, manufaktur, hingga ekspor dan ritel. Studi internal HRTA memperkirakan potensi nilai bisnis emas di Indonesia bisa mencapai Rp482,6 triliun per tahun.

“Jika Indonesia dapat memanfaatkan peluang ini, Indonesia akan menjadi pemain utama di Asia, setara dengan Singapura dan Dubai,” tambahnya.

Dampak terhadap Perekonomian Nasional

Keberadaan bank emas diharapkan dapat memberikan dampak signifikan bagi ekonomi nasional. Diproyeksikan, keberadaan bank emas akan meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga Rp245 triliun, investasi sebesar Rp47,4 triliun, dan meningkatkan peredaran uang sebesar Rp156 triliun.

Presiden Prabowo menekankan bahwa peluncuran bank emas ini merupakan pencapaian besar dalam perjalanan Indonesia menuju usia 80 tahun kemerdekaan.

“Menjelang 80 tahun kita merdeka, dengan bangga pertama kali dalam sejarah bangsa Indonesia yang punya cadangan emas ke-6 terbesar di dunia untuk pertama kali akan memiliki bank emas,” ujar Presiden Prabowo saat meresmikan layanan Bank Emas BSI dan Pegadaian.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, juga menambahkan bahwa kehadiran bank emas akan membuka peluang lebih besar bagi investasi emas, baik dari masyarakat maupun institusi. BSI, dengan lebih dari 1.100 kantor cabang di seluruh Indonesia, diharapkan dapat memanfaatkan peluang ini secara optimal.

Bank emas juga dapat berfungsi sebagai instrumen diversifikasi aset yang lebih stabil, khususnya dalam menghadapi volatilitas pasar. Selain itu, bagi institusi, bank emas dapat menjadi alat lindung nilai terhadap inflasi dan fluktuasi mata uang.

“Dengan infrastruktur yang lebih terorganisir dan regulasi yang lebih jelas, kegiatan usaha bulion akan memberikan kepastian hukum dan kepercayaan bagi masyarakat untuk menjadikan emas sebagai bagian dari strategi investasi mereka,” tutup Airlangga. (Redaksi)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *