
Pemudik Padati Stasiun Semarang, KA Jadi Pilihan Utama
Jakarta, 8 April 2025 – PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat pergerakan signifikan penumpang di dua stasiun utama Kota Semarang selama periode arus mudik dan arus balik Lebaran 2025. Data menunjukkan bahwa Semarang tidak hanya menjadi kota transit, tetapi juga titik keberangkatan dan kedatangan penting bagi masyarakat yang merayakan Lebaran di kampung halaman. “Semarang merupakan kota strategis yang menjadi tujuan maupun titik keberangkatan bagi pemudik. Hal ini terlihat dari tingginya aktivitas di Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng dan Stasiun Semarang Poncol selama masa angkutan Lebaran,” ujar Anne Purba, Vice President Public Relations KAI.
Selama periode arus mudik (21 Maret–1 April 2025), tercatat sebanyak 152.288 penumpang berangkat meninggalkan Semarang melalui kedua stasiun tersebut. Sementara itu, jumlah penumpang yang tiba di Semarang pada periode yang sama mencapai 126.286 orang. Tren pergerakan penumpang terus berlanjut pada periode arus balik (2–8 April 2025), di mana sebanyak 97.227 penumpang berangkat dari Semarang, sementara 121.496 penumpang tiba kembali di kota ini. “Puncak kedatangan terjadi pada Senin, 7 April (H+6 Lebaran), dengan jumlah pemudik mencapai 20.535 orang,” tambah Anne.
Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng dan Stasiun Semarang Poncol tidak hanya melayani kereta api jarak jauh, tetapi juga kereta jarak dekat dan menengah seperti KA Blora Jaya tujuan Cepu, KA Banyubiru tujuan Solo, KA Kedungsepur tujuan Ngrombo, hingga KA Kaligung tujuan Tegal dan Brebes. Selain itu, layanan KA aglomerasi seperti KA Joglosemarkerto menghubungkan Semarang dengan Solo, Yogyakarta, Purwokerto, dan Tegal. “Semarang sebagai simpul transportasi strategis memungkinkan konektivitas yang baik dengan berbagai kota di Pulau Jawa,” imbuh Anne.
Semarang juga memiliki nilai sejarah penting dalam perkembangan perkeretaapian Indonesia. Jalur kereta api pertama di Indonesia dibangun menghubungkan Stasiun Samarang di Desa Kemijen dengan Stasiun Tanggung di Kabupaten Grobogan oleh perusahaan kereta api swasta Belanda pada tahun 1864 dan mulai beroperasi pada tahun 1867. “Kepadatan penumpang di dua stasiun utama Semarang menjadi bukti kepercayaan masyarakat terhadap layanan kereta api. KAI akan terus beradaptasi untuk menghadirkan solusi transportasi yang aman dan nyaman bagi masyarakat,” tutup Anne.
(Redaksi)