
Tarif Bersahabat, KAI Catat Penjualan 4 Juta Tiket dan Angkut 2,8 Juta Pemudik
Jakarta, 4 April 2025 — Tarif kereta api yang semakin terjangkau berkat dukungan BBM subsidi memberikan dampak nyata bagi mobilitas masyarakat selama periode mudik Lebaran 2025. PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat telah menjual 4.003.411 tiket dan mengangkut 2.829.610 penumpang sepanjang 21 Maret hingga 3 April 2025.
Langkah pemerintah menetapkan kuota BBM subsidi sebesar 209.809 kiloliter (KL) untuk operasional kereta api tahun ini dinilai sangat membantu, terlebih karena jumlahnya meningkat sekitar 6,7% dari tahun sebelumnya.
“Hal tersebut menunjukkan perhatian besar terhadap kelancaran operasional transportasi kereta api di Indonesia, yang memberikan manfaat bagi banyak masyarakat, terutama pada momen mudik Lebaran ini,” ujar Anne Purba, Vice President Public Relations KAI.
Anne menyebutkan bahwa subsidi BBM digunakan untuk mendukung layanan kereta penumpang dan barang, serta dikelola dengan prinsip tata kelola perusahaan yang baik untuk menjaga akuntabilitas dan efisiensi.
“Kuota tersebut akan digunakan untuk berbagai jenis kereta api, baik untuk penumpang maupun barang. Peningkatan kuota BBM subsidi ini akan dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan tetap mengedepankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) guna memastikan transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi dalam setiap pengelolaan serta distribusi BBM. Contohnya adalah pada momen Lebaran tahun ini,” tambah Anne.
Dalam masa Angkutan Lebaran 2025 yang berlangsung dari 21 Maret hingga 11 April, KAI menyediakan 4.591.510 tempat duduk. Dari jumlah tersebut, hampir 60% dialokasikan untuk kereta kelas ekonomi yang tarifnya lebih bersahabat.
“Penyediaan kapasitas ini merupakan bentuk komitmen KAI dalam mendukung mobilitas masyarakat selama momen Lebaran, dengan tetap mengedepankan keselamatan, ketepatan waktu, dan kenyamanan perjalanan. Hingga 4 Maret 2025 pukul 07.00 WIB, dari total 530.768 kursi yang tersedia untuk KA Jarak Jauh (PSO), sebanyak 802.886 tiket telah terjual dengan tingkat okupansi mencapai 151,27%,” terang Anne.
Anne menjelaskan bahwa angka okupansi yang tinggi tersebut dipengaruhi oleh karakteristik penumpang dinamis, yaitu penumpang yang naik dan turun di stasiun berbeda sepanjang rute perjalanan.
Dari data terbaru, tiket KA Jarak Jauh terjual sebanyak 3.431.436 lembar dengan okupansi mencapai 100%, sementara tiket KA Lokal terjual 571.975 atau 50% dari kapasitas. KAI memproyeksikan bahwa puncak arus balik akan terjadi pada 6 April 2025 dengan lebih dari 267 ribu penumpang.
“KAI memperkirakan puncak arus balik akan terjadi pada 6 April 2025 (H+5) dengan jumlah penumpang mencapai 267.613 orang. Oleh karena itu, KAI mengimbau masyarakat yang belum memiliki tiket untuk segera melakukan pemesanan agar mendapatkan jadwal perjalanan yang sesuai,” ungkap Anne.
Namun, peningkatan arus balik sudah terasa sejak awal April. Pada 1 April tercatat 252.898 penumpang, kemudian naik menjadi 274.186 pada 2 April, dan nyaris sama tinggi pada 3 April dengan 274.068 penumpang. Per 4 April pukul 07.00 WIB, sudah 227.112 penumpang tercatat akan menggunakan layanan KA, melebihi jumlah pada puncak arus mudik, 28 Maret.
“Dengan adanya alokasi BBM subsidi yang meningkat pada tahun ini, tentunya semakin memperkuat peran KAI sebagai penyedia transportasi publik yang terjangkau dan andal bagi masyarakat. Tarif kereta api yang lebih murah, salah satunya berkat dukungan BBM subsidi, memungkinkan lebih banyak pelanggan menikmati perjalanan mudik yang nyaman dan efisien tanpa terbebani biaya tinggi,” tutup Anne. (Redaksi)